Karena Cinta, Egoku Bersujud di Hadapanmu

Diposting oleh Sedih Rian Ahyadi on Jumat, 05 Juli 2013

" Cepat ya kak.." pintanya sedikit memaksa.
"Ntar dulu, masih sibuk nih.." jawabku.
" Cepetan donk.. Ini saya sudah berangkat. Pokoknya cepetan..!" suaranya agak meninggi.
"Iya deh, saya jalan sekarang", sahutku segera.

Bergegas aku merapikan laptop, jaket saya sambar di sandaran kursi dan tak lupa ijin dengan beribu alasan pada rekan kantor. Motor digeber, tancap gas tanpa peduli jalan rusak seperti neraka buat shock breaker yang berdenyi karena dihantam lubang di sana-sini. Seolah jaraknya seperti perjalanan musafir padang pasir yang berniaga di jazirah Arab.

Seandainya ada lampu emergency ambulance yang bisa bebas dipakai, mungkin akan aku pasang agar memberikan saya jalur tol untuk sampai di tempat tujuan. Ini lebih dari sekedar darurat, ini masalah hati yang penyakitnya sulit diobati. Bahkan dokter yang sudah karatan praktek saja angkat tangan jika menangani masalah yang satu ini.

Begitu tiba, tanpa pikir-pikir lagi, parkir asal masuk pun jadi. Dan.. syukurlah, senyum manis yang melebar di bibirnya yang menyiratkan sensual (bagiku) membuatku lega. Perang Dunia ke III urung terjadi dan gerah yang kudapat di sepanjang jalan luntur akhirnya. 

Tidak kusangka, aku akan begitu saja menuruti kemauannya seperti kerbau dicocok hidungnya.. Setelah duduk di sebuah berugak yang jadi lesehan sebuah rumah makan aku terdiam menghela napas. Bukan karena kelelahan karena buru-buru seperti dikejar setan, tapi merasa heran. "Apa yang telah aku lakukan..?". Begitu mudah aku menurutinya padahal sebelumnya aku sangat sulit untuk segera menyanggupi permintaan orang apalagi perintah.
-->
Egoku tidak mengikinkan untuk itu, aku akan berusaha menunda bahkan memperlambat pekerjaan atau kehadiranku untuk menunjukkan bahwa aku bukan orang yang mudah diatur atau takluk pada sebuah perintah bahkan dari pimpinan kantorku sendiri..!

Namun hari ini aku bertekuk lutut pada seorang perempuan yang jelas dari segi pengalaman, pengetahuan bahkan umur sangat jauh dariku. Hanya karena rasa ingin terus melihatnya tersenyum dan menjaganya selalu dekat dengan sapaan mesra lewat telepon, semuanya berubah drastis. Kegilaan akan asmara bagai alkohol yang telah merasuk pembuluh nadi, membuatku mabuk kepayang dan terlenan oleh mahkluk ciptaan Allah lainnya. 

Inilah takdir lelaki yang menjadi khalifah bagi kaum hawa, namun akan mengkerut keberaniaannya jika tatapan tajam dan wajah cemberut menantangnya. Pantas saja moyang kita Adam diturunkan ke bumi dari surga yang sangat indah sebagai hukuman karena melanggar aturan karena seorang Hawa...

{ 0 komentar ... read them below or add one }

Posting Komentar

Blog Ini DOFOLLOW Auto Approve dan dibantu oleh IKLAN. SILAHKAN KLIK IKLAN Jika Anda Sempat. Terima kasih atas Kunjungan Anda..